Siapa Yang Salah Kreator Atau Kurator ???
Ikut serta dalam sebuah pameran lukisan adalah dambaan setiap pelukis , apalagi pameran tersebut bergengsi. Pameran lukisan merupakan kegiatan yang wajib bagi seorang seniman untuk ikut serta memamerkan karyanya , sebab lukisan itu dapat dikatakan selesai ketika publik bisa menikmatinya dan berinteraksi dengan lukisan tersebut .
Sebagai seorang seniman saya sering ikut berpartisipasi dalam kegiatan pameran , baik itu dilaksanakan dalam daerah , luar daerah bahkan sampai keluar negeri , seperti Makassar , Kalimantan , Jakarta , Jepang.
Dalam penyelenggaraan sebuah pameran ada yang kurang tepat menurut saya yaitu seleksi karya. Untuk ikut serta dalam kegiatan pameran setiap karya biasanya diseleksi oleh seorang kurator , karya yang tidak lolos seleksi otomatis karya tersebut tidak boleh dipamerkan dan senimannya tidak bisa ikut menjadi peserta pameran. Lukisan saya pernah tidak lolos seleksi dalam sebuah event pameran yang berskala nasional yang dilaksanakan di kota Makassar.
Saya sempat bertanya kepada seorang teman (seniman dan karyanya ikut dipamerkan dalam pameran tersebut ) mengapa karya saya ditolak ? “ menurut kurator lukisan kamu tidak benar komposisinya atau tidak memenuhi kriteria teori seni “.Saya tertawa dan menjawab “ Kurator itu pasti telah terikat oleh tali teori seni yang kaku .“
Saya tidak habis pikir mengapa sebuah lukisan yang lahir dari perasaan yang dalam dan dikerjakan dengan penuh kesungguhan kemudian seteleh selesai karya itu tidak layak dipamerkan karena tidak sesuai “ Kitab Agung Teori Seni Rupa “, sungguh merupakan kesalahan besar yang tidak disadari oleh para kurator seni.
Kejadian seperti ini bukan hanya terjadi pada diri saya , seniman yang sudah punya nama besarpun pernah mengalaminya seperti Bagong Kusidiarjo yang karyanya ditolak karena tidak lolos seleksi pameran dalam negeri namun anehnya karya tersebut lolos dipamerkan di India bahkan mendapat penghargaan , ini membuktikan bahwa kurator tidak semua sama pengetahuannya tentang seni. Apa yang dikatakan kurator dalam menilai dalam menilai sebuah lukisan , seniman tidak harus memegangnya sebagai sebuah pendapat yang agung , cukup kita simpan kedalam buku catatan kecil kita tentang index pendapat kurator , bahwa kurator si – A berpendapat begini dan kurator si – B berpendapat begitu dan seterusnya. Karena sesunguhnya yang paling mengerti dan memahami lukisan tentu senimannya sebagai kreator bukan kurator , kurator hanya memakai bahasa yang indah plus dibumbuhi sedikit sanjungan dalam menilai karya dan senimannya.
Siapa Yang Salah Kreator Atau Kurator ???
19.20 |
Read User's Comments0
Langganan:
Postingan (Atom)
The Loner
- Asman Djasmin
- Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
- Sendiri berjalan menuju keramaian , hati gelisah dalam keramaian , belok kiri ke jalan sunyi hingga akhirnya aku menemukan diriku di jalan sunyi ini.